Landasan
Manajemen Pendidikan
Kelompok :
Anggota : - Luthfi Ubaidillah Nuur (1210206056)
-
Iis Suminar (12102060
-
Marini Utami (12102060
-
Atep Apdulatif (12102060
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
Kata Pengantar
Bagi Saya fikiran adalah sebuah makhluk yang mempunyai
kehidupan sendiri dalam otak saya, karena fikiranlah yang membuat kendali
terhadap diri saya dan apa yang saya lakukan.
Ketika
fikiran telah mengalami sebuah proses yang disebut dengan kata “berfikir”,
fikiran akan mempengaruhi semua yang dapat dipengaruhinya agar apa yang di
fikirkan dapat tercapai. Berfikir merupakan sebuah sebab yang merujuk kepada
terciptanya sebuah akibat dari apa yang difikirkan. Karena setiap penyebab
pasti akan memiliki akibatnya masing-masing.
Karena
berfikir adalah sebuah sebab, maka berfikir juga sudah pasti akan memiliki
akibat, termasuk dengan apa yang telah saya lakukan untuk membuat makalah ini.
Yaitu berfikir untuk membuat konsep, kemudian fikiran mempengaruhi diri saya
untuk melakukan apa yang telah terkonsepsi. Tentunya apa yang saya lakukan
telah memiliki akibat, yaitu terciptanya sebuah makalah yang saya harap dapat
menjadi penambah pengetahuan dan pemahaman dalam fikiran anda sebagai pembaca.
Orang
seringkali tidak menyadari dengan apa yang telah, sedang, dan akan dia lakukan.
Padahal, “semua yang anda lakukan adalah sebuah hasil dari sebuah sebab yang
anda fikirkan”.
Bandung, 29 Mei 2011
Luthfi Ubaidillah N
Daftar Isi
Kata
Pengantar..................................................................................................................... ii
Daftar
Isi............................................................................................................................... iii
BAB
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
Manajemen
Pendidikan......................................................................................................... 1
A.
Pengertian Manajemen.................................................................................................. 1
B.
Pengertian Pendidikan.................................................................................................... 1
BAB
II. PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A.
Fungsi Manajemen......................................................................................................... 2
B.
Konsep Dasar Manajemen............................................................................................. 2
BAB
III. PENUTUP.................................................................................................................. 8
A.
Kesimpulan..................................................................................................................... 8
B.
Rekomendasi.................................................................................................................. 8
Daftar
Pustaka...............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
Manajemen Pendidikan
A.
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B.
Pengertian Pendidikan
C.
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu,
ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi
tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1.
Perencanaan
(planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3.
Pengarahan
(directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha.
B. Konsep Dasar Manajemen
Peserta Didik
1.
Latar Belakang Manajemen
Peserta Didik
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai
kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa
mereka sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan
unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih manusiawi
dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak anak yang kurang manusia
dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai
anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di
antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk
mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.
Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang
kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan
(schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan
kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem
schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat
individual. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang
lebih memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas
perbedaan.
Sungguhpun demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut.
Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan
dan perbedaan anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan.
manajemen peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur
bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah.
Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. Kompetisi yang sehat akan memungkinkan jika ada usaha dan kegiatan manajemen, ialah manajemen peserta didik. Demikian juga peserta didik yang bermasalah sebagai akibat dari adanya kompetisi akan dapat ditangani dengan baik manakala manajemen peserta didik-nya baik.
Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu sisi, para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain, ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan tidak itu saja, dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada dalam keadaan sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang sama-sama menarik tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola dengan baik. manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan tersebut.
2.
Batasan Manajemen Peserta
Didik
Kata manajemen peserta didik merupakan penggabungan dari
kata manajemen, peserta didik dan berbasis sekolah. Manajemen sendiri diartikan
bermacam-macam sesuai dengan sudut tinjau para ahlinya.
Secara stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan pikir (mind) dan kegiatan tindak-laku (action) (Sahertian, 1982).
Terry (1953) mendefinisasikan manajemen sebagai pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (Management is
the accomplishing of the predertemined objective throug the effort of other
people). Sementara itu, Siagian (1978) mendefinisikan manajemen sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai
tujuan.
Dari pendapat itu, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang
didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dua orang
atau lebih yang bekerjasama tersebut, karena adanya aturan-aturan tertentu, ada
yang bertindak selaku manajernya ada yang bertidak sebagai yang dimanajerinya.
Orang yang mengelola tersebut ketika mengerjakan pekerjaannya tidak dengan
menggunakan tangan sendiri melainkan tangan orang lain; sementara orang-orang
yang dimanaj dalam bekerja dengan menggunakan tangan sendiri. Dalam bekerja
tersebut, baik yang menjadi manajernya maupun yang dimanaj, dapat
mendayagunakan prasarana dan sarana yang tersedia.
Peserta didik ini juga mempunyai sebutan-sebutan lain
seperti murid, subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Oleh
karena itu, sebutan-sebutan yang berbeda pada buku ini mempunyai maksud yang
sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang sedang
mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan
tertentu.
Apa yang dimasud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich
(1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan
layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan
sampai ia matang di sekolah.
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.
Sementara itu, manajemen peserta didik adalah manajemen
peserta didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis
sekolah, ialah: mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi.
Jadi, seluruh aktivitas manajemen peserta didik, haruslah diaksentuasikan pada
penonjolan empat pilar manajemen berbasis sekolah tersebut.
3. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang
proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di
sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta
didik.
2.
Menyalurkan dan
mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta
didik.
Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas
diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah:
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi
sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta
didik lainnya.
a. Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai
berikut:
1) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta
didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya
tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan
umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta
didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya,
dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan
lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta
didik sebagai makhluk sosial.
3) Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan
peserta didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena
ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara
keseluruhan.
4) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan
kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya.
Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan juga turut
memikirkan kesejahteraan sebayanya.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Yang dimaksudkan dengan
prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Jika
sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai suatu
prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka
memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah
selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang
sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi
sektoral manajemen peserta didikB tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen
sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah
mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala
bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh
peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk
yang lainnya.
c. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan
untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan
punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak
diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru
mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
d. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai
upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing,
haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik
sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik
manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi
peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun
ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah
sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta
didik.
f.
Apa yang diberikan kepada
peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik
haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di
masa depan.
5. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Ada dua
pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager, 1994).
Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini
lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga
pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi
tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta
didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan
dapat matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat memenuhi aturan-aturan,
tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh lembaga pendidikannya.
Wujud
pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional adalah:
mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat
presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta
didik menjadi mampu.
Kedua,
pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini lebih
memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan
kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif
ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini
adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar
dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di
lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya
penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara
optimal.
Di antara
kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah
dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta
untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu
pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang
dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta
untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di
sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya.
Atau, jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim
yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka
mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, manajemen adalah sebuah proses yang
sangat pentinng untuk dilakukan, karena manajemen adalah sebuah proses yangn
bertujuan untuk mengatur atau menyusun semua aspek yang ada dalam pendidikan
agar dapat berjalan secara sistematis.
Manajemen sangat penting untuk dilakukan, mengingat dalam
dunia pendidikan kita tidak boleh ceroboh dalam menentukan sesuatu. Maka apa
yang harus dilakukan harus tersusun dalam sebuah jadwal yang telah di atur atau
dimanage agar apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai keinginan.
B. Rekomendasi
Dengan membaca apa yang
tertulis dalam makalah ini, mudah-mudahan anda dapat lebih berfikir kreatif
dalam manambah pengetahuan, sehingga anda belum cukup puas dengan apa yang kami
rangkum dalam makalah ini demi terciptanya karya-karya baru yang lebih baik
dikemudian hari.
Daftar Pustaka
http://www.khusnuridlo.com/2010/07/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik.html
http://www.khusnuridlo.com/search/label/KESISWAAN
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/author/akhmadsudrajat/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/
http://www.google.com/search?q=KONSEP+dasar+manajemen+pendidikan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
No comments:
Post a Comment